Bismillahirrahmanirrahiim.
Assalamu’alaikum
Warahmatullahi wabarakatuh..
Bukan hendak menceramahi apalagi mengurui hanya
ingin berbagi sajah.. ^_^
Pagi ini aku ingin
menceritakan salah satu dari sekian banyak nikmat ALLAH yang diberikan padaku..
Sepanjang
perjalanan hidup aku sangat bersyukur, aku telah diperkenalkan dengan
orang-orang yang baik..yang menjadi inspirasiku untuk menjadi lebih baik. Dan
itu adalah setetes nikmat diantara nikmat yang diberikan ALLAH padaku.
Pernahkah
kita merasa bahwa kita berada di lingkungan yang ‘tidak baik’, lingkungan yang
membawa kita tanpa sadar kearah yang tidak baik pula. Berteman dengan
orang-orang yang jauh dengan nilai-nilai islam. Setiap harinya yang ada
dipikiran adalah duniawi semata…tidak pernah sedikit pun orientasi akherat ada
dalam pikirannya. Sibuk dengan kerja..dapat gaji lalu dihabiskan dengan
shoping, jalan-jalan dengan teman-teman atau pacar,sedangkan ibadah hanya menjadi rutinitas semata. Begitu
seterusnya..hidup terasa monoton, tidak bergeser sedikitpun kearah yang lebih
baik (dalam hal akherat ). Menurut mereka kehidupan yang lebih baik itu adalah
punya banyak uang, tercukupi segalanya apapun yang diinginkan bisa dibeli.
Kehidupan yang lebih baik menurut mereka adalah bisa bebas dari peraturan..bisa
berbuat sesukanya. Obrolan kehidupan pun tidak jauh-jauh dari Uang,
Pacar,entertainment dan segala kehidupan
duniawi. Setiap detik ke menit, jam berlalu menjadi pekan, pekan berganti nama
menjadi bulan, dan tahun pun tiada terasa telah berlalu dengan kehidupan
yang ‘sia-sia’. Pernahkah kalian merasa
berada dalam lingkungan seperti itu?
Jika pertanyaan itu
kulontarkan kembali padaku.tentu jawabanku ‘ YA’..aku pernah dan saat ini pun
lingkungan seperti itu ada disekelilingku. Sebenarnya..dari waktu ke waktu jarak kita
untuk kembali kepada ALLAH semakin dekat dengan jatah usia yang semakin
berkurang. Lalu apa yang telah kita siapkan ?pertanyaan ini selalu menjadi
cambuk buatku . apa ya Rabb?aku bingung menjawabnya pun dalam hati. Secuil amal
pun tidak bisa menjamin kehidupan ‘sia-sia’ yang telah kujalani ini.
Lingkungan seperti itu tentu
tidak dapat kita hindari seluruhnya…karena saat ini aku tidak tinggal di
pesantren atau lebih luasnya aku tidak tinggal di Negara yang menerapkan nilai-nilai
islam. Jadi, tidak dapat ku hindari aku berada dalam lingkungan yang berpaham
hedonisme (pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup
dan tindakan manusia). Namun, saat ini karena nikmat ALLAH aku diperkenalkan
dengan orang-orang yang mengajakku untuk menyeimbangkan kehidupan dunia dengan
akherat. Walau tidak sempurna dalam menyikapi semuanya, kita dapat melihat sisi
mana yang baik yang harus kita jalani. Sebenarnya, kita telah diberikan akal
dan dengan akal itu kita dapat memikirkan apa yang kita lakukan. Akan tetapi,
akal tidak akan berfungsi mengarahkan kita kejalan yang baik (jalan ALLAH) jika
tidak ada iman di hati.
Sekarang aku sadar..ada orang-orang yang ALLAH jadikan
sebagai perantara kita untuk kembali memutar arah jalan hidup. Dan itu adalah
nikmat…kerana Rahmat-Nya.
Walau tidak dengan
sempurna kita harus ‘berubah total’, tapi kita ‘harus berusaha’ menemukan jalan
lain. Hidayah tidak datang dengan sendirinya tanpa usaha dari kita. Dia
memberikan hidayah kepada orang-orang yang dikehendaki_Nya, itu adalah benar,
yaitu kepada orang-orang yang berusaha mencari_Nya.
Saat ini sedikit demi
sedikit berpikirlah, masih banyakkah jatah usia kita?tidak sia-siakah apa yang
kita lakukan selama ini?adakah teman-teman disekitar kita yang mengingatkan
kita pada ALLAH?jika tidak ada…maka carilah, pilihlah teman-teman yang
dijadikan ALLAH sebagai perantara untuk mengingatkan kita pada_NYA. Bukan
berarti kita harus meninggalkan teman-teman yang sudah kita kenal, tapi…jangan
berteman dalam perbuatannya. Perbuatan yang menjauhkan kita dengan ALLAH. Tidak
dapat dipungkiri lingkungan, teman-teman adalah pengaruh utama yang membuat
kita menjadi baik atau buruk. Perumpamaan kucing jika berada pada habitat
anjing, maka lama-lama tanpa ia sadari,ia akan berperilaku dan melakukan
kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh anjing dalam habitatnya.
Berikut perumpaan yang
terdapat dalam Hadist..
“
“Kawan
pendamping yang sholeh ibarat penjual minyak wangi. Bila dia tidak memberimu
minyak wangi, kamu akan mencium keharumannya. Sedangkan kawan pendamping yang
buruk ibarat tukang pandai besi. Bila kamu tidak terjilat apinya, kamu akan
terkena asapnya.” (HR. Bukhari)
Tulisan ini berdasarkan
pengalamanku pribadi…aku sungguh tidak sadar apa yang aku jalani itu karena aku
dalam ‘habitat’ mereka.
Dan sekarang..dengan
nikmat ALLAH, yang mempertemukanku dengan teman-teman diluar ‘jama’ah hedonisme’ . Aku dapat melihat perbedaan diriku yang sangat
berbeda dengan mereka dalam hal ukhrowi. Aku seperti dapat menonton diriku
sendiri dalam ‘kesia-siaan’.
Kesyukuran yang tiadatara….ketika
aku mempunyai sahabat-sahabat yang berbeda dari sebelumnya.
Ingin kuceritakan
sekilas tentang ‘sahabat-sahabat’ baruku.
Dia dekat dengan Alqur’an, kemana-mana
mushaf kecil selalu menemaninya. Nyanyiannya murattal. Senandungnya sholawat.
Subhanallah…
Dia punya tangan yang ringan dalam
menderma, peduli sangat pada sesama. Ramah pada tetangga dan
saudara-saudaranya.
Dia berhati lembut, ramah pada setiap
orang yang dikenal maupun tidak dikenalnya. Matanya sering basah jika mendengar
cerita dan kisah kedzoliman.
Dia ini berjiwa tangguh, selalu mengajak
dengan perbuatannya bukan hanya sekedar kata-kata.
Dan….dia-dia yang lain…yang
menginspirasiku setiap saat. Setiap ‘dia’ punya satu point yang mengajarkan untuk menjadi lebih baik.
Setiap
orang tentu punya kekurangan dan kelebihan..begitupun dengan sahabat-sahabat
yang aku ceritakan diatas. Tapi selama
perkenalanku dengan mereka…itulah kesimpulan yang bisa aku ceritakan. Walaupun mereka ‘mungkin’ juga merasakan apa yang aku
rasakan dalam lingkungan yang seperti ini (hedonism). Tapi..mereka punya
kesadaran untuk terus berusaha berbelok arah…ke jalan ALLAH.
Dengan kadar iman
yang kadang pasang surut , aku sadar
betul bahwa ‘sekali-kali ‘ aku terhanyut….namun insya ALLAH masih ada pegangan
yang menguatkan untuk tidak terbawa arus selamanya….kerena bertemankan dengan
orang-orang seperti mereka.
Hanya
ini ceritaku tentang nikmat ALLAH yang
sangat aku syukuri saat ini, bertemankan dengan orang-orang yang dalam
kesehariannya selalu mengajarkanku untuk menjadi lebih baik dengan tidak
melakukan ‘kesia-siaan’. Jika kalian telah berteman dengan ciri-ciri seperti
mereka, maka bersyukurlah…karena mereka adalah orang-orang yang diperkenalkan
ALLAH sebagai perantara untuk mengingat-Nya. Jika belum..maka saat ini
carilah..orang-orang seperti mereka!! Jadikan mereka teman, belajarlah dari
keseharian mereka untuk menjadi lebih baik.
Pandai-pandailah
memilih teman, begitulah yang termaktub dalam hadist berikut:
“Seseorang adalah sejalan dan sealiran dengan
kawan akrabnya, maka hendaklah kamu berhati-hati dalam memilih kawan
pendamping.” (HR. Ahmad)
Akhirul
kalam..tulisan ini hanya corat-coret yang sekiranya dapat bermanfaat bagi
teman-temanku sekalian. Diri ini pun
masih sangat ‘cacat’ dalam perbuatan , sedang dalam perbaikan walau tidak dapat
kupungkiri godaan dan tantangan pergaulan sangatlah berat. Semoga Hidayah dan
Inayah_Nya selalu terjaga dalam cermin hati kita semua..Aamiin ya Rabbal
‘alamiin.
Wallahu
a’lam bish showab.
Ketika
hati menonton diri sendiri dalam ketertinggalan.
22 September 2012
Setetes
embun