Ada CINTA diantara Cinta III

Rintik-rintik hujan mengiringi langkah Afra menuju Bandara Soekarno-Hatta. Diantar oleh Jihan dan Aina, sahabat karibnya. Hari ini adalah hari terakhir dia bertemu mereka, setelah sempat beberapa hari menyelesaikan urusannya di tempat kerja, Afra memutuskan untuk resign sebagai pengajar tetap di sebuah sekolah swasta, karena keputusannya setelah lulus kuliah akan pulang mengapdikan diri dikampung halamannya. Dan Afra juga sudah berpamitan dengan anak-anak jalanan binaannya selama dia dalam perantauan. Tidak ada Faris saat itu. Mereka sangat sedih dengan perpisahan itu, tapi itu telah menjadi keputusan mutlak yang Afra ambil setelah istikhoroh panjangnya selama ini. Perpisahan yang sangat berat adalah ketika dia harus berpamitan pada Nek Siti. Entah kapan dia akan mengunjungi Nek Siti lagi. Afra tidak mampu mengucapkan janji pada Nek Siti akan kehadirannya kembali digubuk sederhana itu, berhubung jarak dari tempat tinggal Afra dengan rumah Nek Siti nanti sangatlah jauh, harus melewati Selat sunda dan jalan-jalan panjang dipulau Sumatra. Air matanya tak dapat terbendung hingga kepulangannya dari rumah Nek Siti, wajah Rifat pun menunjukkan kekecewaan atas kepergian Afra. Rifat saat itu sengaja hadir dirumah Nek siti, setelah SMS balasan dari Afra membuatnya penasaran. Baru saja ia ingin mengenal Afra, mungkin bukan hanya sebagai teman tapi lebih dari itu. Namun, dia harus mengubur harapannya bersama dengan kepergian afra.
“ Setelah dikampung, jangan lupa sering hubungi kita yah?, kita pasti bakalan kangen banget sama kamu Afra”. Suara Jihan menghentikan tatapan kosong Afra yang sedari tadi asik menghitung tetesan hujan yang mendarat di kaca  jendela Taxi yang membawa mereka menuju Bandara. “ Iya..pokoknya kamu harus hadir diacara walimahan  Kak Jihan 2 bulan lagi” tambah Aina sambil mengedipkan mata kearah Jihan.
 Dengan wajah sedih Afra menanggapi pembicaraan mereka berdua.
“ Maaf banget Kak Jihan, sepertinya Afra nggak bisa hadir diacara walimahan Kakak, kan Afra juga sedang sibuk mempersiapkan acara di bulan Maret, selisih satu bulan dari acara Kakak” jawabnya  lesu.
“Hehehehe….tenang aja Afra, nggak apa-apa koq, Kak Jihan ngerti keadaan kamu. Apalagi jarak tempat tinggal kamu nanti  bakalan jauh banget dari Kakak. Saling mendoakan saja semoga acara kakak dan acara walimahanmu lancar dan barokah “.
“ Aamiiiinnnn….” Ujar mereka serentak.
“Akhirnya kedua sahabatku ini akan menuju ke kehidupan yang baru, hhhmmm…ga nyangka, kalau Ustadz Fatih ternyata ta’aruf sama Kak Jihan. Dosen ku yang satu itu nggak memang nggak salah pilih akhwat.” Goda Aina pada Jihan.
Yang ternyata berta’aruf dengan Dosen Aina. Yang dulu sempat ingin berta’aruf dengannya. Pada kesempatan yang tak terduga Aina meminta bantuan sahabat dikampusnya untuk menta’arufkan  Jihan dengan Ustadz Fatih setelah Jihan wisuda. Dan Alhamdulillah memang niat Ustadz Fatih dan Jihan sendiri sudah mantab ingin membina keluarga, akhirnya mereka menemukan kecocokan satu samalain. Semua sudah menjadi skenario Allah.
Mereka terbawa dalam suasana sedih dan bahagia seiring mobil Taxi yang terus meluncur menembus rinai hujan membawa mereka menuju bandara.
***                 
SMS dari Faris kembali bertengger dilayar ponsel Afra. Seperti malam-malam yang lalu, serentetan kalimat itu terangkai indah.singkat namun penuh makna.
>> “ Cinta dapat membuatmu bahagia, tapi sering kali menyakitkan. Tapi, cinta menjadi istimewa bila kau berikan kepada yang memang pantas menerimanya. Karena itu, janganlah terburu-buru, pilihlah yang paling baik” begitulah isi SMS dari Faris.
Afra hanya menyunggingkan senyum dibibirnya. Kali ini tanpa berpikir lama. Dengan segera dia menitah jemarinya untuk membalas SMS dari Faris, untuk yang pertama dan mungkin yang terakhir dari SMS-SMS pukul 21.00 ,yang selama ini di terima Afra.
Ini saatnya Faris aku akan membalas SMS mu. Entah bagaimana perasaanmu padaku. Malam ini kau harus tahu…
<< “ Wa’alaikumsalaam…Faris sebelumnya aku ucapkan terima kasih atas SMS-SMS mu selama ini, memang benar cinta akan menjadi istimewa jika kita memberikannya pada orang yang memang pantas untuk menerimanya, dan puji syukur aku panjatkan atas cinta-Nya padaku. Dia telah pilihkan orang yang pantas untukku melabuhkan cinta yang selama ini kuberusaha untuk menjaganya. Mohon doanya..semoga cinta kami terbingkai indah dalam menggapai Rahmat-Nya. Sebelum aku menyelesaikan kuliah di Jakarta seseorang telah menghitbahku Faris, dan akhir  bulan ini kami akan melaksanakan akad nikah. “Balas Afra. Lega.
Faris diseberang pulau jawa sana hanya termangu menatap deretan kalimat dalam SMS yang dikirim Afra. Tidak bisa berkata-kata. Seperti ada segumpalan salju menubruk dadanya. Sesak. Faris berusaha menarik nafas sedalam-dalamnya , mungkin ini adalah cara yang tepat untuk menata kembali bangunan setengah pondasi didalam hatinya ,yang tiba-tiba runtuh menjadi puing-puing tak berarti. Mencoba mengukir senyum keikhlasan. Keikhlasan yang dipaksa. jemarinya mulai  mengetik beberapa kalimat sebagai balasan SMS untuk Afra.
…..manusia hanya menginginkan..berharap..tapi Allah yang mutlak memiliki ketetapan. Bisik Faris dalam hati mencoba menenangkan dirinya.
>> “oh…Barakallahu ya Afra, semoga menjadi keluarga Sakinah. maaf, hanya bisa mengirimkan sebait kado doa…tidak dapat  hadir di hari yang berbahagia. J .“. balas Faris.
Afra mengamiinkan dalam hati.
“ Tidak apa-apa faris. Terima kasih atas semuanya. Tetap semangat ya….menjadi pendidik yang baik untuk anak-anak jalanan yang ada dalam binaanmu sekarang “
Seminggu  lagi setelah kepulangannya saat ini ke kampung halaman, Afra akan melangsungkan pernikahan dengan salah seorang Ustadz yang mengajar di sebuah Pondok Pesantren dikampungnya. Teuku Khalilullah namanya. Lima  bulan yang lalu sebelum Afra menyelesaikan kuliahnya di Jakarta, Afra mendapat kabar dari keluarganya bahwa keluarga dari pihak Khalil ingin meminangnya menjadi menantu dalam keluarga mereka. Afra sendiri sudah sangat mengenal  Khalil, walaupun hanya lewat cerita keluarganya. Sosok  Khalil yang santun sudah tidak asing dimatanya. Dia adalah kakak kelas Afra waktu SMA dulu.  Khalil menyelesaikan Studi nya dibidang Hukum Syari’ah dan mengajar di Pondok Pesantren. Sudah lama ternyata dia menaruh hati pada Afra, maka setelah menyelesaikan kuliahnya, dia meminta orangtuanya meminang Afra untuknya. Setelah istikhoroh panjang selama 2 bulan baru Afra memberikan jawaban, akhirnya Afra menerima pinangan  Khalil. Khalil menghitbah Afra tanpa bertatap muka dalam acara itu.mereka tidak saling bertemu. Khalil di Aceh, sedangkan Afra di Jakarta .
>> “ Assalamu’alaikum…Alhamdulillah acara berjalan lancar. Terima kasih Afra..semoga apa yang telah menjadi rencara kita terlaksana di hari yang diridhoi-Nya. Aamiin..” Hanya itu pesan singkat yang diterima Afra  dari Khalil. Setelah acara khitbah di rumahnya.
Afra mengamiinkan dengan penuh khitmat..penuh harap agar yang terencana selaras dengan ketetapan-Nya. 
Selama Afra menyelesaikan kuliahnya, Khalil sama sekali tidak pernah menelpon atau mengirim SMS kepada Afra. Setelah SMS yang dikirimnya waktu itu.  Afra hanya dikabarkan oleh ibunya bahwa Khalil hanya ingin berkomunikasi setelah ada ikatan. Dia tidak ingin menggangu Afra dengan jalan yang tidak baik menurut-Nya. Hal itu yang menjadi point ketertarikan Afra kepada Khalil.
Afra berusaha menepis cinta-cinta yang menghampirinya karena suatu janji dari Cinta-Nya. Sebuah ikatan yang akan menjadi jembatan dalam menggapai Cinta-Nya.
Bagaimana mungkin dia bisa berkata tidak atas seseorang yang dipilihkan oleh-Nya karena keimanannya. Dia adalah Teuku Khalilullah.
Ada Cinta yang dipilihkan-Nya untuk ku dari segala cinta yang ada….
Tulis Afra dalam coretan kecilnya di malam yang diterangi setengah cahaya bulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar