Pemanfaatan Barang Bekas menjadi Media Pembelajaran

Tugas Ujian Akhir Semester(V) Media Pembelajaran




BAB I

PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah

Dalam berbagai proses pembelajaran di Indonesia, peranan guru masih sangat dominan walaupun sebagian dari mereka telah berupaya untuk menjadi fasilitator disamping sebagai sumber informasi. Hingga saat ini guru masih dianggap sebagai orang yang mempunyai jawaban terhadap semua pertanyaan siswanya sehingga seringkali guru merasa dirinya sebagai satu-satunya sumber informasi. Namun pada kenyataannya pengetahuan manusia sangat terbatas sehingga kita perlu sumber-sumber informasi lainnya baik dalam belajar maupun membelajarkan orang lain. Guru sebagai penyampai materi (fasilitator) pelajaran tidak hanya menyampaikan bahan ajar yang sesuai dengan rancangan program pembelajaran. Namun guru juga dituntut untuk bias memberikan kemudahan bagi para siswa dengan proses pembelajaran yang mudah dipahami dan menyenangkan. Siswa diharapkan memperoleh dan menemukan nilai ilmu pengetahuan yang disampaikan guru . oleh sebab itu pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam menyajikan pelajaran perlu diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan dan pengharapan siswa dengan menggunakan berbagai sumber informasi. Namun untuk menciptakan suasana pembelajaran seperti itu bukan persoalan yang mudah. Diperlukan komponen-komponen lain untuk mendukung proses pembelajaran agar mudah dan menyenangkan. salah satu komponen yang bias memudahkan siswa belajar adalah pemanfaatan media. Media mempunyai klasifikasi mulai dari yang sederhana hingga yang canggih.

Pemanfaatan barang bekas dan peralatan sederhana sebagai media bukanlah hal yang baru dalam dunia pendidikan. Sebelum media modern hadir, para guru telah menggunakan berbagai media dan alat peraga buatannya sendiri untuk menjelaskan materi pelajarannya. Para guru terdahulu mungkin lebih banyak memiliki kreativitas karena dipaksa oleh keadaan yang masih serba terbatas. Mereka harus bekerja keras agar siswanya bias belajar dan menyerap materi pelajaran semaksimal mungkin. Dengan datangnya media berteknologi modern menyebabkan berbagai masalah yang selama ini tidak dapat dipecahkan telah mampu dipecahkan dan memungkinkan mata ajaran apapun diajarkan dan dijelaskan dengan sebaik-baiknya. Namun, banyak guru di kota-kota besar yang telah terlena dengan kemajuan teknologi yang digunakan dalam dunia pendidikan. Media modern telah memudahkan mereka memecahkan berbagai masalah didalam proses belajar mengajar. Ketika dalam keadaan tertentu mereka harus jauh dari media tersebut mereka menjadi bingung karena ketergantungan pada media tersebut. Mereka telah melupakan media yang bias dikembangkan dari bahan-bahan sederhana disekitar mereka. Akibatnya mereka menjadi kurang peka terhadap potensi disekitar lingkungan mereka. Sehingga menyebabkan guru tidak mempunyai banyak ide tentang media apa yang harus dibuat untuk memudahkan siswa belajar, guru juga tidak mengerti bahan apa yang harus digunakan untuk membuat media yang diinginkan sehingga guru tidak mempunyai cukup keterampilan untuk membuat suatu media. Sebenarnya, kreativitas seorang guru bias terlihat ketika ia mencoba memanfaatkan bahan-bahan sederhana yang bias dijadikan suatu media didalam mata pelajarannya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dirumuskan beberapa masalah yang terkait dengan isi makalah ini, diantaranya :

1. Bagaimanakah cara memanfaatkan barang bekas dan peralatan sederhana menjadi sebuah media?

2. Apa saja yang harus diperhatikan guru untuk memanfaatkan media yang ada disekitarnya?

3. Kemampuan apa saja yang harus dimiliki guru ketika ia hendak menggunakan barang bekas dan peralatan sederhana sebagai media pembelajaran?

4. Bagaimanakah efektifitas media sederhana dari barang bekas dan peralatan sederhana terhadap siswa?

5. Apa saja barang bekas dan peralatan sederhana yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran?

C. Pembatasan Masalah

Pembahasan dalam makalah ini hanya berbatas pada pemanfaatan barang bekas dan peralatan sederhana yang ada dilingkungan sekitar yang mudah didapatkan dan hanya dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran disekolah.



D. Tujuan Penyusunan Makalah

Makalah yang berjudul “ Pemanfaatan Barang Bekas dan Peralatan Sederhana Sebagai Media Pembelajaran”, ditujukan untuk memenuhi tugas akhir semester ganjil, mata kuliah Media Pembelajaran yang di bimbing oleh Bapak Dr. H. Faiz Rafdhi. M,kom.

Tujuan dari pembahasan dalam makalah ini diantaranya adalah:

1. Membangun komunitas berbasis pendidikan kreatif. Dalam hal ini, guru dan siswanya.

2. Mengembangkan berbagai alternative media sederhana yang kreatif dan berkesinambungan sedemikian rupa, sehingga mampu membantu anak didik tumbuh dn berkembang menjadi pribadi yang kritis, kreatif, mandiri dan peduli terhadap lingkungannya.

3. Membangun kerja sama antar guru dalam upaya mengembangkan berbagai media alternative yang kreatif, sederhana dan murah sebagai guru mandiri yang peduli lingkungan sekitar sekolah dan masyarakat.

E. Metode Penyusunan

Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini berupa tinjauan pustaka dengan menggunakan beberapa literatur yang berhubungan dengan media pembelajaran.




BAB II

KAJIAN TEORI



A. Definisi Media Pembelajaran

1. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti “tengah , “ perantara’, atau ‘ pengantar dalam bahasa arab media berarti perantara. Atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.

Adapun pengertian media menurut sebagian para ahli diantaranya :

1). Fleming ( 1987: 234). Beliau mengartikan media adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya.

2). Heinich , dan kawan – kawannya, mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima . jadi seperti telivisi , foto , radio , rekaman audio , gambar yang diproyeksikan , bahan – bahan cetakan dan sejenisnya . adalah media komunikasi.

3). Hamijojo dalam latuheru ( 1993), memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang di gunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyampaikan ide, , gagasan atau pendapat. Sehingga ide , gagasan dan pendapat itu sampai kepada penerima yang dituju.

4). Gerlach & Ely ( 1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia , materi , atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan , keterampilan , atau sikap ,dalam pengertian ini guru , buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.



2. Pengertian Pembelajaran



UU No. 20 Tahun 2003 SISDIKNAS, bahwa pembelajaran adalah proses interaksi

peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Menurut Sutomo (1993), pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula.1

Gagne dan Briggs (1979:3), instruction atau pembelajaran adalah suatu system yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar yang bersifat internal.

Secara implisit Gagne dan Briggs ( 1975), mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran , yang terdiri antara lain buku , tape recorder, kaset video camera , video recorder, film slide ( gambar bingkai ), foto gambar , grafik , telivisi dan computer .

Berdasarkan pengertian media dan pembelajaran diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, informasi atau pesan-pesan penting dari guru kepada muridnya dalam suatu pembelajaran, sehingga proses belajar menjadi efektif dan efisien.



B. Barang Bekas dan Peralatan Sederhana

1. Pengertian Barang Bekas

Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, ‘barang’ diartikan sebagai benda yang berwujud sedangkan arti kata ‘bekas’ adalah sisa habis dilalui, sesuatu yang menjadi sisa dipakai.2

Jadi, barang bekas bisa diartikan sebagai benda-benda yang pernah dipakai (sisa), yang kegunaannnya tidak sama seperti benda yang baru.

2. Peralatan Sederhana

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia peralatan sederhana adalah sesuatu yang dipakai untuk mencapai tujuan, maksud, dan keinginan (alat) yang bentuknya tidak terlalu rumit dan mudah digunakan(sederhana).





1 Denny Setiawan,dkk. (2008). Komputer dan Media Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka, hal. 28

2 Tanti Yuniar, (1997) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. Agung Media aulia, hal.76





BAB III

PEMBAHASAN



A. Pemanfaatan Barang Bekas dan Peralatan Sederhana Menjadi Media Pembelajaran

1. Cara Mengembangkan dan Memunculkan kreativitas Guna Mengembangkan Barang Bekas menjadi Media

Jika kita memperhatikan sekeliling kita, maka kita dapat menemukan begitu banyak sumber belajar yang bias dimanfaatkan. Sekarang tergantung apakah kita bias mengembangkan menjadi suatu media yang menarik, kreatif dan mempermudah proses belajar mengajar sehingga kita tidak akan kekurangan sumber belajar. Guru yang kreatif akan menjadi begitu antusias melihat sumber belajar yang tidak terhingga.

Untuk mengembangkan atau memunculkan kreativitas guna mengembangkan barang bekas yang ada, berikut disajikan beberapa cara yang harus dilakukan.

a. Sebelum menentukan media sederhana yang akan dikembangkan dari barang bekas maka rencanakannlah terlebih dulu program pengembangan yang akan dilakukan berdasarkan garis-garis besar program pengajaran.

b. Analisislah kematangan dan kemampuan peserta didik yang akan mengikuti pelajaran.

c. Amatilah lingkungan sekolah dan rumah peserta untuk menemukan barang bekas yang bisa digunakan.

d. Membeli atau meminjam media sederhana yang telah ada adalah jalan terakhir guru jika lingkungan sekitar kurang mampu memberikan solusi yang tepat.



2. Beberapa pedoman yang harus diperhatikan ketika akan mengembangkan media dari barang bekas dan peralatan sederhana.

a) Gunakan bahan-bahan yang mudah diperoleh disekitar lingkungan sekolah, tempat tinggal guru dan siswa, ataupun bahan-bahan yang bias diperoleh ditoko atau pasar terdekat.

b) Penggunaan media yang dibuat guru hendaknya bias meningkatkan perhatian dan pemahaman siswa melalui pendengarannya. Penggunaan media yang sesuai akan mengakibatkan siswa menjadi lebih berminat dan mendengarkan serta memperhatikan setiap hal yang dikatakan guru.

c) Kembangkan bahan-bahan yang bias menciptakan siswa berpikir kritis, mengundang siswa selalu ingin bertanya, ingin tahu, dan ingin mencari kebenaran. Media yang tercipta diharapkan akan mendorong siswa untuk melakukan penilaian dan analisis terhadap kredibilitas dan keabsahan materi pelajaran yang diterimanya.

d) Buatlah media yang mampu memberikan kebersamaanbagi siswa dengan kondisi yang menyenangkan dalam mengikuti pelajaran.

e) Tugaskan mereka mencatat atau menuliskan setiap hal yang di dengar, amati selama guru memanfaatkan media sederhana ciptaannya. Hal ini dilakukan agar daya ingat siswa dapat digunakan lebih baik. Mendengar atau mengamati sambil mencatat adalah lebih baik ketimbang siswa hanya mendengar tanpa adanya aktivitas komunikasi tertulis.

3). Kendala-kendala

Alangkah lebih baik jika media yang dikembangkan telah dilengkapi dengan buku teks, tugas-tugas dan lembaran kerja. Hal itu perlu dilengkapi dengan pertimbangan dan kemungkinan guru akan menghadapi berbagai kendala ketika menggunakan media yang terbuat dari bahan-bahan sederhana.

Kendala-kendala tersebut, misalnya:

a. Keterbatasan waktu yang tersedia,dikaitkan dengan luasnya materi pelajaran dan sasaran/tujuan perkuliahan.

b. Keterbatasan bahan-bahan sederhana yang dibutuhkan dan tidak ada bahan pengganti.

c. Ketidaktersediaan alat-alat yang akan digunakan dalam membuat dan mengembangkan media.

d. Keterbatasan kemampuan guru dalam menggunakan komunikasi lisan.

e. Lingkungan belajar yang kurang memadai bagi siswa untuk menyimak penjelasan guru secara lisan maupun ketika dia akan praktek atau demonstrasi.

f. Keterbatasan perbendaharaan kata yang dikuasai siswa sehingga mereka kurang mampu mencerna penjelasan dari gurunya.

g. Latar belakang dan tingkat kemampuan siswa yang heterogen sehingga menambah beban guru selama menjelaskan materi pelajaran.

h. Banyaknya siswa yang harus dibimbing oleh seorang guru dalam suatu waktu pelajaran sehingga beban guru terlalu berat.

i. Tidak adanya teman sejawat atau orang lain yang akan diminta bantuan dalam seggi teknis maupun pengembangan materinya.

Kompetensi yang harus dimiliki guru terkait dengan keterlibatannya dalam memanfaatkan media sederhana dari barang bekas dan peralatan sederhana, yaitu:

1. Kemampuan menyeleksi media dari bahan-bahan sederhana yang telah tersedia secara tepat dan relevan dengan program pelajaran.

2. Kemampuan untuk menyususn sendiri dan menggunakannya secara baik dan benar.

Lima hal yang terkait dengan pemilihan media yang dibuat dari barang bekas dan peralatan sederhana adalah;

1. Memiliki keterkaitan yang jelas antara tujuan dengan proses pembelajaran.

2. Materi yang tersaji dalam media tersebut menyenangkan, memiliki daya tarik dan minat untuk dipelajari, dicoba dan dipraktekkan.

3. Keterkaitan dengan kepentingan dan proses pembelajaran yang sedang dilaksanakan.

4. Bahasa yang digunakan didalam media dan komunikasi lisan mudah dipahami,sederhana jelas, tegas dan terarah.

5. Terjangkau oleh intelektual siswa.



B. Barang Bekas dan Peralatan Sederhana yang Bisa Dijadikan Media Pembelajaran

Sampah ada dimana-mana. Berbagai macam sumber sampah dapat kita temukan diberbagai tempat di lingkungan kita. Di rumah, di pasar, di sekolah di perkantoran adalah tempat-tempat yang sering kita jumpai sampah. Kita bias menemukan sampah organik dan nonorganik.

Arti sampah adalah sesuatu benda yang tidak berguna lagi. Sampah dapat menimbulkan masalah yang bias menggangu kesehatan, kebersihan dan keindahan lingkungan.



1. Sampah Kertas

Dari berbagai sampah yang ada ternyata sampah kertas lebih banyak jumlahnya daripada bentuk sampah lain. Kertas memang merupakan bahan baku yang banyak digunakan untuk keperluan hidup manusia. Walaupun sudah disebut ternyata sampah kertas masih bias dimanfaatkan untuk berbagai hal.

Sampah kertas bias dijadikan media yang sangat baik untuk meningkatkan kesadaran lingkungan yang bersih dan sehat. Siswa bias diajarkan tentang bagaimana sampah bisa menurunkan kualitas d n merusak lingkungan hidupnya. Disamping itu siswa juga diajarkan bagaimana memanfaatkan kertas sebagai medium pembelajaran mereka.

a) Membuat barang-barang berguna

Sampah kertas bisa dimanfaatkan tanpa harus diolah menjadi bubur kertas tetapi langsung dirancang dan diolah kedalam aplikasi kebutuhan manusia seperti kertas surat,amplop, hiasan dinding dan lain-lain. Manfaat bagi siswa ketika mereka diajarkan membuat barang-barang dari sampah kertas adalah mereka akan belajar mengenal dan menggunakan berbagai alat dan bahan seperti pisau potong, gunting kertas, penggaris siku/lurus, pensil, penghapus, karton tebal, lem, muka/kaca dan sebagainya. Mereka juga belajar memotong, mengukur, menggaris, membuat lingkaran, melipat, membuat lubang, memadukan berbagai unsur agar barang yang dibuatnya menjadi lebih menarik dan indah. Mereka juga bisa belajar tentang seni mewarnai, memilih hiasan yang sesuai, menciptakan suatu model dari hasil pemikirannya. Begitu banyak keterampilan yang akan diperoleh hanya dari kertas sampah.



b) Membuat sandiwara boneka

Contoh lain adalah membuat sandiwara boneka dengan menggunakan bahan kaos kaki yang sudah tidak digunakan lagi (kaos kaki bekas). Media ini memberikan pendidikan sekaligus hiburan yang menyegarkan dengan cerita-cerita lucu. Pengetahuan juga bias disajikan dalam bentuk boneka dengan cara ringan sehingga anak tidak merasa seperti belajar. Kalau misalnya ada siswa yang takut menghadapi dokter, maka boneka ini bisa menyajikan profil dokter yang bisa dijadikan kawan, ramah dan tidak menakutkan. Pengembangan cerita dalam tampilan boneka dapat menambah wawasan anak dengan informasi IPTEK, berita dunia, dan berita-berita unik.

Cara membuat:

a. Bahan yang diperlukan:

• Kaos kaki bekas yang bersih

• Gunting

• Spidol

b. Cara membuatnya:

• Siapkan kapas yang dibuat bulatan untuk mengisi bagian kepala,

• Gambarlah mukanya dengan memakai spidol,

• Gunting sedikit sisi kiri dan kanan sebagai tempat jari-jari,

• Buat beberapa boneka dengan karakter wajah yang berbeda.

2. Bermain Dengan Magnet

Magnet merupakan benda yang berguna dalam kehidupan kita. Daya yang terjadi di antara magnet-magnet disebut magnetisme. Magnetisme adalah kekuatan alam yang luar biasa. Ada aneka bentuk dan ukuran magnet. Magnet digunakan pada telepon, pesawat teletivi, radio, dan barang-barang elektronik lain. Magnet dapat menggerak-gerakkan mesin-mesin besar, menunjukkan arah dan menimbulkan daya listrik. Dengan magnet guru dapat menunjukkan berbagai hal yang menarik pada siswa. Berikut adalah beberapa contoh penggunaan magnet.

a) Membuat kompas

a. Bahan yang dibutuhkan:

• Sebuah baskom/piring yang berisi air

• Sebuah jarum jahit

• Sebuah gabus

• Sebuah magnet

b. Cara membuatnya:

Isilah baskom/piring dengan air bersih sehingga setengan penuh. Pukul-pukulkanlah jarum sambil digosok dengan magnet, sedikitnya lima puluh kali. Pukulan magnet pada jarum harus selalu searah dan angkatlah magnet dari jarum setiap kali memukul. Sekarang jarum telah menjadi magnet tetap. Tancapkanlah jarum pada gabus secara mendatar sehingga gabus dapat mengambang di air dengan seimbang. Biarkan airnya tenang. Jarum akan mencari arah utara kutub bumi dan menunjuk ke utara. Guru dapat menjelaskan kepada siswa mengapa hal itu bias terjadi. Selama jarum bergerak, jaga jangan sampai ada benda dari besi atau bermuatan magnet didekatinya agar gerak jarum tidak terpengaruh.

b) Membuat magnet buatan

a. Bahan yang dibutuhkan:

• Baut besar dengan murnya

• Kabel dan kawat berisolasi

• Dua buah batu baterai

• Sakelar

b. Cara membuat;

• Lilitkan kabel pada baut dengan rapi sehinggan membentuk beberapa lapis lilitan. Sisakan ujung kabel sehingga terdapat dua ujung. Sementara itu susunlah dua baterai( beri nama A dan B) dengan susunan seperti kereta api dan tempelkan ujung positif (kepala baterai) A dengan ujung negatif ( dasar baterai) B. kemudian tempelkan ujung kabel yang lain pada ujung negatif pada baterai A dan ujung kabel yang lain pada ujung positif baterai B.pada saat kedua ujung kabel menempel pada baterai, maka baut telah menjadi magnet listrik. Dekatkan benda-benda yang terbuat dari besi, seperti paku, jarum dan lain-lain. Mintalah siswa untuk mengamati apa yang terjadi. Lepaskan salah satu ujung kabel, mintalah siswa mengomentasi apa yang dilihatnya. Dengan demikian guru telah membuat siswa aktuf dalam belajarnya.

C. Efektifitas Manfaat Media Sederhana dari Barang Bekas dan Peralatan Sederhana terhadap Siswa

Media pada intinya adalah memberikan kemudahan dalam menyampaikan materi pelajaran pada siswa. Hal itu berarti media yang digunakan guru adalah untuk kepentingan siswa. Sepintas memang kegiatan tersebut seperti bermain dan tidak melakukan proses belajar mengajar, namun pada hakikatnya, kegiatan-kegiatan tersebut telah membuat mereka berpikir mengenai kejadian alam yang terjadi disekitar mereka.bahkan dalam sebuah percobaan sering kali mereka mencoba berbagai imajinasi, ide dan gagasan.melemparkan pertanyaan kepada gguru dan siswa, serta berusaha mendapatkan jawaban atas persoalan dan pertanyaan mereka. Jadi pemanfaatan barang bekas dan peralatan sederhana menjadi media sederhana dalam pembelajarn juga cukup efektif untuk membantu siswa memahami materi yang disampaikan. Melalui belajar sambil bermain, siswa berkesempatan untuk mengembangkan berbagai kemampuannya.

Cara belajar seperti ini berarti menerapkan Integrated Learning dengan pendekatan prinsip belajar sambil bekerja dan bermain, sesuai dengan kematangan dan perkembangan fisik dan psikologis anak, dan disajikan secara atraktif, kreatif, aman, dan menyenangkan.








BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

1. Proses belajar dapat merupakan yang sangat membosankan untuk dikerjakan oleh siswa, untuk itu guru harus memiliki kreativitas untuk mengembangkan materi yang disampaikan agar lebih menarik dan membuat siswa berminat untuk belajar.

2. Kreativitas guru dapat dilihat dari kemampuannya membuat media sederhana dari bahan-bahan yang ada disekitarnya.

3. Pemanfaatan barang bekas dan peralatan sederhana dapat dijadikan media dalam pembelajaran dengan memperhatikan kebutuhan siswa. Menyesuaikan media dengan materi yang akan disampaikan. Dan harapan yang diinginkan dari pembelajaran tersebut. Guru dapat memilih dan membuat media sederhana dari barang bekas dan peralatan sederhana yang ada disekitar lingkungannya.

4. Banyak barang bekas yang bisa dijadikan media sederhana contohnya sampah kertas, kaos kaki bekas dan peralatan sederhana seperti jarum, baskom/piring, gabus, gunting, baut dan lain sebagainya.

5. Media sederhana dari barang bekas dan peralatan sederhana cukup efektif untuk membantu siswa memahami materi yang disampaikan guru, mereka bisa belajar sambil berkarya.Selain belajar mereka juga bisa mengembangkan kemampuannya menuangkan ide dan mengembangkan kreativitasnya karena ikut serta dalam pembuatan media tersebut.







DAFTAR PUSTAKA



Robson, Pam (1995). Bengkel Kreativitas Magnetisme. Jakarta : Taman Garaha

Sadiman, Arief S, dkk. 2005. Media Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Setiawan, Denny,dkk. (2008). Komputer dan Media Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka

Yuniar, Tanti, (1997). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta ;PT Agung Melia Utama

http://edu-articles.com/mengenal-media-pembelajaran/

2 komentar: